Krisis kebudayaan Sunda di Bogor khususnya kota saat ini sudah terasa sekali dengan ditandai oleh semakin berkurangnya warga masyarakat yang menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa pergaulan, dan jarangnya juga kita melihat tampilan berbagai pagelaran kesenian Sunda di tengah masyarakat.
Dinas Pendidikan Nasional Propinsi maupun Kota-Kabupaten di Jawa Barat sesungguhnya telah memberikan peluang berkembangnya kembali kebudayaan sunda dengan dimasukannya sebagai kurikulum muatan lokal yang wajib diajarkan di setiap sekolah mulai dari TK hingga SMA. Namun karena ruang untuk mengekpresikan dan mengapresiasikan bahasa sebagai bagian dari budaya sangatlah terbatas, maka pengetahuan yang didapat di bangku sekolah tentang budaya dan bahasa sunda hanya mengendap didalam diri siswa masing-masing.
Keluarga yang seharusnya menjadi tempat untuk digunakannya bahasa sunda sebagai bahasa pengantar, juga sudah mulai ditinggalkan oleh para orang tua yang sebelumnya menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa ibunya.
Melihat keadaan yang memprihatinkan seperti ini maka Paguyuban Pasundan Kota Bogor bekerja sama dengan Kampoengbelajar.org dan Radio Sipatahunan 89,4 FM Bogor sedang mengembangkan satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menggairahkan kembali penggunaan bahasa dan budaya sunda di Bogor. Kegiatan yang di rancang dengan segmentasi remaja dan pemuda ini akan di wujudkan dengan membentuk Forum Studi Budaya Sunda yang disebut dengan "Raksa Basa".
Forum Studi Budaya Sunda"Raksa Basa" ini merupakan wadah yang akan di kembangkan menjadi tempat berkumpulnya para remaja dalam melakukan aktivitas untuk melestarikan kebudayaan sunda, seperti melalui diskusi tentang kebudayaan Sunda, mempelajari kesenian sunda dan mengangkat kebudayaan sunda sebagai potensi pariwisata daerah.
Bagi para remaja yang berusia 15 sampai dengan 21 tahun dapat bergabung di dalam forum "Raksa Basa" ini dengan cara mendaftarkan diri ke www.kampoengbelajar.org atau kontak telpon di 0251 2796068. Untuk tahap pertama ini panitia hanya menerima pendaftar dengan jumlah yang terbatas mengingat ketersediaan tempat dan fasilitas yang dimiliki masih terbatas pula.
Harapan dari Paguyuban Pasundan tentunya kegiatan ini mendapat dukungan yang maksimal dari semua pihak yang memiliki keprihatinan yang sama serta memiliki kepedulian yang sama pula terhadap Bahasa Sunda.

0 komentar:

Posting Komentar